TENTANG BERSALAMAN SEBELUM DAN SESUDAH SHALAT - TERAS DA'WAH

TERAS DA'WAH

KUMPULAN INFORMASI TENTANG ISLAM

Friday, November 24, 2017

TENTANG BERSALAMAN SEBELUM DAN SESUDAH SHALAT

Hadits Bersalaman Sebelum dan Setelah Shalat


 

Teks Hadits:

باب الْمُصَافَحَة


 وَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ عَلَّمَنِى النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - التَّشَهُّدَ ، وَكَفِّى بَيْنَ كَفَّيْهِ .


وَقَالَ كَعْبُ بْنُ مَالِكٍ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ ، فَإِذَا بِرَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَامَ إِلَىَّ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ يُهَرْوِلُ ، حَتَّى صَافَحَنِى وَهَنَّأَنِى .

Bab: Bersalaman.

Ibnu Mas’ud berkata: “Rasulullah Saw mengajarkan Tasyahhud kepada saya. Telapak tangan saya berada di antara dua telapak tangan Rasulullah Saw (Bersalaman).

Ka’ab bin Malik berkata: “Saya masuk ke masjid,  Rasulullah Saw ada di dalam masjid, Thalhah bin ‘Ubaidillah berlari-lari kecil datang menyalami saya dan mengucapkan tahni’ah”. (HR. al-Bukhari).

عَنْ قَتَادَةَ قَالَ قُلْتُ لأَنَسٍ أَكَانَتِ الْمُصَافَحَةُ فِى أَصْحَابِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ نَعَمْ .


Dari Qatadah, ia berkata: “Saya katakana kepada Anas: “Apakah bersalaman itu ada pada shahabat Rasulullah Saw?”. Ia menjawab: “Ya”. (HR. al-Bukhari).

عَبْدَ اللَّهِ بْنَ هِشَامٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَهْوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ .


Dari Abdullah bin Hisyam, ia berkata: “Kami bersama Rasulullah Saw, beliau meraih tangan Umar bin al-Khatthab (bersalaman)”. (HR. al-Bukhari).

باب الأَخْذِ بِالْيَدَيْنِ . وَصَافَحَ حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ ابْنَ الْمُبَارَكِ بِيَدَيْهِ .


Bab: Mengambil dengan kedua tangan (bersalaman).

Imam Hammad bin Zaid bersalaman dengan Imam Abdullah bin al-Mubarak dengan kedua tangannya. (HR. al-Bukhari).

Keutamaan Bersalaman.

1.Mendapatkan Ampunan.

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا ».


Dari al-Barra’ bin ‘Azib, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Dua orang muslim bertemu, bersalaman, maka Allah mengampuni mereka berdua sebelum keduanya berpisah”. (HR. at-Tirmidzi).

2.Menghilangkan Dengki.

تَصَافَحُوا يَذْهَب الْغِلّ

“Bersalamanlah kamu, karena bersalaman itu menghilangkan hasad dengki”. (Riwayat Imam Malik, hadits Mursal, dha’if, tetapi layak untuk fadha’il a’mal (keutamaan amal).

3.Menggugurkan Dosa.

وعن حذيفة بن اليمان عن النبى صلى الله عليه وسلم قال "إن المؤمن إذا لقى المؤمن فسلم عليه وأخذ بيده فصافحه تناثرت خطاياهما كما يتناثر ورق الشجر" رواه الطبرانى فى الأوسط . يقول المنذرى فى كتابه الترغيب والترهيب : ورواته لا أعلم فيهم مجروحا

Dari Hudzaifah bin al-Yaman, dari Rasulullah Saw, Beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min ketika bertemu dengan saudaranya mu’min, ia mengucapkan salam, ia meraih tangannya lalu bersalaman dengannya, maka berguguran dosa mereka berdua sebagaimana berguguran daun kayu”. (Hadits riwayat Imam ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath.

Imam a-Hafizh al-Mundziri berkata dalam kitab at-Targhib wa at-Tarhib: “Para periwayatnya tidak ada yang majruh (dha’if)”.

Bersalaman Setelah Shalat.

Pendapat Imam Nawawi:

قَالَ النَّوَوِيّ : وَأَصْل الْمُصَافَحَة سُنَّة ، وَكَوْنهمْ حَافَظُوا عَلَيْهَا فِي بَعْض الْأَحْوَال لَا يُخْرِج ذَلِكَ عَنْ أَصْل السُّنَّة

Pendapat Imam Nawawi: Hukum Asal bersalaman adalah Sunnah, bahwa mereka melazimkan bersalaman pada waktu tertentu, hal itu tidak mengeluarkannya dari hukum asal Sunnah.

Pendapat Syekh ‘Athiyyah Shaqar Mufti al-Azhar:

والوجه المختار أنها غير محرمة ، وقد تدخل تحت ندب المصافحة عند اللقاء الذى يكفر الله به السيئات ، وأرجو ألا يحتد النزاع فى مثل هذه الأمور. التى تفيد ولا تضر، وحديث مسلم صريح فى أن من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة

Pendapat pilihan dalam masalah ini bahwa bersalaman setelah shalat itu tidak haram, termasuk dalam kategori anjuran bersalaman ketika bertemu yang dapat menutupi dosa-dosa, saya berharap masalah-masalah yang tidak mendatangkan manfaat dan mudharat seperti ini tidak menyebabkan konflik diantara kamu muslimin. Dalam hadits riwayat Muslim jelas disebutkan bahwa siapa yang melaksanakan tradisi yang baik, maka ia mendapat balasan pahalanya dan pahala orang lain yang melakukannya hingga hari kiamat. (Sumber: Fatawa al-Azhar, juz.8, hal.477).

No comments:

Post a Comment