Mengisi Waktu Dengan Aktifitas Yang Bernilai Ibadah - Bagian 4 - TERAS DA'WAH

TERAS DA'WAH

KUMPULAN INFORMASI TENTANG ISLAM

Sunday, October 23, 2022

Mengisi Waktu Dengan Aktifitas Yang Bernilai Ibadah - Bagian 4

 

Ketahuilah bahwa sangatlah buruk bagi penuntut jalan akhirat apabila ia tidak bangun malam. Bagaimana tidak, bukankah seorang yang berjalan menuju Allah SWT untuk selalu mencari tambahan rahmat, bahkan selalu menghadangnya setiap saat. Dalam hal ini. Baginda Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

إن في الليل لساعة لايوافقها عبد مسلم يسأل الله خيرا من أمر الدنيا والأخرة الا أعطاه اياه وذلك كل ليلة


Artinya: “Sesungguhnya di malam hari ada suatu saat dimana tidaklah seorang hamba muslim tepat di waktu itu ia memohon kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat, melainkan Allah pasti akan memberikan apa yang dimintanya dan hal itu ada pada setiap malam.” (hr. Muslim).


Disebutkan dalam sebuah Kitab Samawi: ‘Sungguh berdusta orang yang mengaku mencintai-Ku apabila tiba malam hari ia tertidur dari-Ku Bukankah seorang kekasih ingin bersama dengan kekasihnya”


Dalam kesempatan lain. asy-Syeikh Ismail bin Ibrahim al-Jabarti ra berkata: “Seluruh kebaikan terkumpul di malam hari.dan tidaklah dinobatkan seorang wali kecuali di malam hari.”


Sayyiduna al-lmam al-Habib Abdullah bin Abubakar ai-Aydrus ra berkata: ‘Barangsiapa yang menginginkan kebersihan hati dari Allah, hendaknya ia menangis di keheningan malam.”


Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

ينزل الله كل ليلة الى السماء الدنيا حين يبقى ثلث اليل الاخير فيقول: هل من داع فأستجيب له , هل من مستغفر فأغفر له , هل من سائل فأعطيه , هل من تائب فأتوب عليه حتى يطلع الفجر.

Artinya:  Setiap malam Allah turun ke langit dunia sewaktu sepertiga malam akhir, seraya mengatakan: ‘Apakah ada yang memohon? Maka akan Aku perkenankan baginya. Apakah ada yang meminta ampun? Maka akan Aku ampuni. Apakah ada yang meminta? Maka akan Aku penuhi. Apakah ada yang bertaubat? Maka akan Aku terima taubatnya Ketahuilah bahwa hal ini berlangsung sampai terbitnya fajar.’


Andaikan tidak ada riwayat yang menyebutkan keutamaan bangun malam kecuali hadits ini saja. pastilah sudah cukup. Apalagi jika al-Quran dan as-Sunnah penuh dengan anjuran untuk melaksanakannya.


Sedangkan para ‘Aritin Billah ketika bangun malam mereka memperoleh limpahan rahmat yang istimewa. Mereka merasakan kelembutan di hati mereka akan nikmatnya dekat kepada Allah SWT. kelezatan bermunajat dengan-Nya, bersenang-senang dengan-Nya. dan berkeluh kesah kepada-Nya SWT.


Hingga salah seorang salafunasshalihin berkata: “Andaikan penduduk surga mengalami seperti yang kami alami saat ini, sungguh pastilah mereka dalam kehidupan yang sangat nyaman.”


Diantara mereka juga berkata: “Orang yang gemar bangun malam di malam hari, mereka lebih merasakan kelezatan daripada orang-orang lalai dalam kelalaian mereka.”


Ada pula yang berkata: ‘Sejak empat puluh tahun tiada yang membuatku susah kecuali saat terbitnya fajar.”


Kenikmatan ini tidak dapat dirasakan, kecuali setelah melalui berbagai perjuangan pahitnya melawan hawa nafsu saat bangun Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Sayyidina ‘Utbah al-Ghulam


‘Aku  bersusah payah  bangun  malam  selama dua puluh tahun,Kemudian aku merasakan kenikmatannya dua puluh tahun berikutnya.’


Jika engkau bertanya apa yang sebaiknya aku baca dalam shalat malamku dan berapa rakaat yang semestinya aku lakukan? Ketahuilah bahwasannya Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak memberikan bacaan khusus dalam shalat malam. Sebaiknya engkau mengikuti al-Quran dari awal. Engkau baca sedikit demi sedikit dalam shalatmu sampai khatam dalam sebulan atau kurang atau lebih sesuai dengan kemampuanmu.


Adapun jumlah rakaatnya yang paling banyak adalah yang telah diriwayatkan dari shalat malamnya Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, yaitu tiga belas rakaat. Juga diriwayatkan, bahwa beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menguranginya menjadi sembilan atau tujuh rakaat. Sedangkan kebanyakan yang diriwayatkan adalah beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam shalat sebanyak sebelas rakaat.


Disunnahkan pula saat engkau bangun dari tidur, hendaknya engkau mengusap wajah lalu bacalah:


الحمد لله الذي احيانا بعدما اماتنا واليه النشور

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya lah tempat kembali.“


bacalah:

ان في خلق السموات والارض واختلاف اليل والنهار لأيات لأولى الألباب

 Artinya: ‘Sesungguhnya dalam penaptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang berakal.” (Qs. Ali Imran ayat: 190). Sampai akhir Surat Al Imran.


Kemudian bersiwaklah dan berwudhu’lah dengan sempurna, lalu shalatlah dua rakaat selanjutnya shalatlah delapan rakaat dengan bacaan surat yang agak panjang dan bersalam setiap dua rakaat atau setiap empat rakaat atau engkau satukanlah semuanya dengan satu salam karena semuanya juga ada dalam riwayat shalat malamnya Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.


Kemudian jika engkau masih bersemangat, maka tambahkanlah shalat sunnah dengan jumlah rakaat sesukamu. Kemudian shalatlah tiga rakaat dengan niat salat sunnah Witir dengan satu salam atau dua salam, bacalah di rakaat pertama Surat al-A’laa dan di rakaat kedua bacalah Surat al-Kafirun, sedangkan di rakaat ketiga bacalah Surat al-Ikhlas dan al-Mu awwidzatain.


Jangan engkau kira bahwa Shalat Witir yang sebelas rakaat dan tiga rakaat yang kami sebutkan ini berbeda satu sama lain. sungguh   tidak   demikian   bahkan   tidak   pernah diriwayatkan mengenai bangun malamnya Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam diluar yang Kami sebutkan ini. Oleh karena itu hal ini perlu engkau perhatikan dan Allah SWT Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


Baca juga :

Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad

No comments:

Post a Comment